#





Kemerdekaan adalah sebuah nikmat yang harus disyukuri, baik kemerdekaan sebagai pribadi yang terbebas dari perbudakan antar manusia maupun kemerdekaan sebagai bangsa yang berdaulat yang terbebas dari penjajahan.

 

Allah ta'ala memberikan kemredekaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, sebagaimana Allah memberikan kemerdekaan kepada Bani Israil dari perbudakan Fir'aun. Kisah yang paling banyak pengulangan dalam Al-Qur'an adalah kisah Nabi Musa 'alaihissalam dan kaumnya Bani Israil, diantaranya kisah yang menceritakan tentang penindasan Fir'an kepada Bani Israil berupa penyiksaan, dibunuhnya anak laki-laki mereka, yang kemudian Allah menolong mereka dengan menenggelamkan Fir'aun dan bala tentaranya di laut dengan sebab kesabaran mereka.


Dengan nikmat berupa kebebasan dari penindasan Fir'aun serta nikmat-nikmat lainnya, Allah ingatkan mereka untuk bersyukur dengan menjalankan apa yang menjadi kewajiban mereka.


Allah ta'ala berfirman :


يٰبَنِىۡٓ اِسۡرَآءِيۡلَ اذۡكُرُوۡا نِعۡمَتِىَ الَّتِىۡٓ اَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَاَوۡفُوۡا بِعَهۡدِىۡٓ اُوۡفِ بِعَهۡدِكُمۡۚ وَاِيَّاىَ فَارۡهَبُوۡنِ‏ . وَاٰمِنُوۡا بِمَآ اَنۡزَلۡتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمۡ وَلَا تَكُوۡنُوۡآ اَوَّلَ كَافِرٍۢ بِهٖ​. وَلَا تَشۡتَرُوۡا بِاٰيٰتِىۡ ثَمَنًا قَلِيۡلًا وَّاِيَّاىَ فَاتَّقُوۡنِ‏ . وَلَا تَلۡبِسُوا الۡحَـقَّ بِالۡبَاطِلِ وَتَكۡتُمُوا الۡحَـقَّ وَاَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ‏. وَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارۡكَعُوۡا مَعَ الرّٰكِعِيۡنَ‏.


"Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku,  niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan takutlah kepada-Ku saja.Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Quran) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada-Ku.Dan janganlah kamu mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya. Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah 40-43)


Dari peristiwa diatas kita bisa ambil pelajaran bahwa bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan yang kita sekarang ini rasakan adalah dengan menghambakan diri kita sepenuhnya kepada Allah ta'ala dengan berusaha selalu menjalankan apa yang Allah ta'ala perintahkan dan menjauhi apa yang Allah ta'ala larang. 


Bentuk peghambaan diri kepada Allah ta'ala adalah hakikat kemerdekaan yang sesungguhnya, karena dengan hal itu berarti kita terlepas dari penghambaan terhadap hawa nafsu dan setan. Maka salah jika beranggapan bahwa merdeka adalah bebas melakukan apapun bahkan sampai melanggar aturan-aturan syari'at, karena pada saat itu sebenarnya ia sedang diperbudak oleh hawa nafsu dan setan.


 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menygatakan dalam Qashidah Nuniyyah :


 هَرَبُوا مِنَ الرِّقِ الَّذِي خُلِقُوا لَهُ

فَبُلُوا بِرقِ النَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ


Mereka lari dari penghambaan (kepada Allah) yang menjadi tujuan mereka diciptakan,

Lalu mereka terbelenggu dalam perbudakan hawa nafsu dan setan.