#




Bagian : 01

♻ MUQODDIMAH (PENDAHULUAN) ♻

Sesungguhnya kedudukan penghambaan (ubudiyyah) kepada Allah adalah kedudukan yang agung, bahkan ia adalah kedudukan yang paling mulia yang mana Allah 'azza wajalla memuji para nabi dan para wali karenanya, dan Allah menyandarkan pelakunya kepada diri-Nya pada beberapa ayat, dalam rangka memuliakan mereka dan meninggikan kedudukan mereka.

Dan sungguh Allah 'azza wajalla menyebutkan bagi pemilik kedudukan yang mulia ini beberapa sifat dan karakteristik yang diberkahi di dalam nash yang banyak, agar seorang muslim bersungguh-sungguh untuk mensifati dirinya dengannya dan mengamalkan sesuai yang dituntut darinya, untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi dan kemuliaan yang besar di sisi Rob alam semesta.

Diantara tempat yang paling jelas dimana Allah ta'ala sebutkan sifat-sifat hambanya yang beriman dalam satu susunan kalimat adalah apa yang ada pada akhir surat al-furqon, yang mana disebutkan delapan sifat, dimulai dengan firman-Nya 'azza wajalla :

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا

“Dan hamba-hamba Ar-rohman (Tuhan Yang Maha Penyayang) itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati.." [ QS. Al Furqon: 63 ]

[Dan ibadurrohman (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang)]

Hal ini menunjukkan tentang agungnya pengkhususan mereka dengan apa yang ditunjuk pada nama ini (ibadurrohman) berupa makna-makna rahmat, maka dengan rahmat-Nya Allah memberikan hidayah keimanan kepada mereka serta memelihara mereka diatas ketaatan kepada Ar-rohman dan bagusnya ibadah kepada-Nya 'azza wa jalla.

Kemudian menyebutkan sifat-sifat mereka, setiap sifat diawali dengan firman-Nya : وَالَّذِين (dan orang), dan Allah jalla wa'ala menutup susunan kalimat yang mulia ini dengan penyebutan sesuatu yang ia persiapkan untuk mereka berupa pahala yang besar dan ganjaran yang berlimpah.

Dan layak bagi setiap muslim berusaha untuk kesuksesan dirinya serta kebahagiannya agar memperhartikan sifat-sifat ibadur-rohman yang ada pada susunan kalimat yang diberkahi ini, mengetahuinya dengan pengetahuan yang bagus, kemudian setelah itu berusaha untuk menerapkannya dengan bentuk yang paling sempurna.

Wallohu 'alam.

📗 Dinukil dari kitab Sifaatu 'ibadir-rohmani karya Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul-muhsin Al-badr Hafidzohullohu, hal. 5 - 6.